Entah apa jadinya bila di dunia ini tidak ada bidang pekerjaan jasa penerjemah buku Mandarin. Pasti banyak orang tidak bisa menikmati bacaan dari buku-buku Mandarin best seller lantaran tidak mengerti artinya. Terlebih lagi Bahasa Mandarin tergolong rumit. Tidak semua orang mampu mempelajarinya dengan cepat.
Saat ini jasa penerjemah buku Mandarin belum seramai penerjemah buku berbahasa Inggris. Namun sering waktu gelora generasi muda mempelajari Bahasa Mandarin tampak menyala. Salah satu faktor penggeraknya ialah nilai honor jasa penerjemah buku Mandarin yang menggiurkan serta sistem kerja remote.
Bayangkan saja, besaran honor jasa penerjemah biasanya dihitung per lembar. Ada juga yang menerapkan tarif terjemahan berdasarkan jumlah kata. Rerata penerjemah buku Bahasa Mandarin bisa mendapatkan bayaran di atas 6-7 juta rupiah sekali kerja.
Asyiknya lagi, pekerjaan ini tidak terikat waktu dan tempat kerja. Sistem remote memungkinkan seorang penerjemah bekerja kapan dan di mana saja asal rampung sesuai deadline.
Meski jasa penerjemah buku Mandarin ini terkesan santai dan menguntungkan, namun dalam menerjemahkan sebuah buku ada sejumlah upaya yang menguras otak. Tujuannya tak lain agar hasil terjemahan mudah dibaca dan tidak menimbulkan kerancuan.
Apa saja upaya-upaya dalam bidang tersebut? Cek poin-poin penjelasannya di bawah ini:
Contents
4 Upaya dalam Bidang Pekerjaan Penerjemah
Merujuk pada pendapat JC Catford, pekerjaan jasa penerjemah buku Mandarin tidak sekadar mengubah teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Penerjemah ulung harus bisa membuat hasil terjemahannya terdengar alami, sehingga teks tersebut seolah-olah belum mengalami penerjemahan sama sekali.
Untuk memenuhi standar kualifikasi hasil terjemahan yang ideal, maka penerjemah Mandarin harus bersedia melakukan 4 upaya-upaya ini, yaitu:
Belajar Mendalami Bahasa
Belajar mendalami bahasa adalah pondasi utama untuk menjadi seorang penerjemah unggul. Baik itu bahasa sumber maupun bahasa sasaran. Sebab, setiap bahasa memiliki kaidah serta tingkatannya masing-masing.
Mendalami ilmu bahasa dapat membantu seorang penerjemah terhindar dari kekeliruan dalam pemilihan dan penempatan kata atau idiom. Sebuah kata bisa berbeda makna ketika ditempatkan dalam bahasa resmi dan bahasa kasual (bahasa sehari-hari).
Tanpa mendalami ilmu bahasa, penerjemah hanya sekadar mampu mengubah bahasanya saja. Tapi tidak mengindahkan aturan bagaimana sebuah bahasa harus disampaikan.
Belajar Memahami Konteks Buku
Seorang penerjemah wajib berupaya memahami konteks buku yang akan ia terjemahkan. Ini dapat ia lakukan dengan membiasakan diri membaca buku setiap hari. Semakin rajin membaca, semakin mudah menarik intisari dari sebuah buku.
Ketika penerjemah paham tentang konteks sebuah buku asing, maka proses menerjemahkan pun akan terasa semakin mudah. Dalam praktik penerjemahan, agar sebuah tulisan terjemahan nyaman dibaca maka penerjemah boleh mengubah struktur kalimat. Terpenting perubahan struktur kalimat-kalimat tersebut tidak membuat konteks dalam buku tersebut bergeser jauh.
Belajar memahami konteks buku tampaknya memang sepele. Tapi pada kenyataannya tidak semua penerjemah benar-benar memahami isi buku yang ia terjemahkan. Sebagian penerjemah hanya bekerja mengubah kalimat-kalimat saja. Maka jangan kaget jika masih ada saja buku-buku Mandarin terjemahan yang kurang nyaman membacanya.
Belajar Menambah Kosakata Non Baku
Bidang pekerjaan jasa penerjemah buku Mandarin bukan cuma untuk buku-buku formal saja, tapi juga buku non formal. Semisal, buku cerita anak-anak berbahasa Mandarin, novel teenlit, buku kumpulan cerpen, dan sebagainya.
Buku-buku non formal kerap memuat kosakata populer yang justru tidak ada dalam kamus. Nah, di sinah penerjemah harus berupaya menemukan arti kosa kata tersebut. Bahkan kadang harus mencari persamaannya demi menyesuaikan dengan bahasa sasaran.
Maka dari itu, untuk rajin-rajinlah mencari kosakata non baku Bahasa Mandarin yang sedang populer. ikuti perkembangan bahasanya melalui buku-buku Mandarin terbaru, majalah, maupun film-film Mandarin yang booming.
Belajar Variasi Gaya Bahasa
Sama halnya dengan percakapan, buku pun punya gaya penyampaian yang berbeda-beda. Tentu saja gaya bahasa tak terlepas dari tema dan segmen pembaca buku itu sendiri.
Buku-buku formal sudah pasti menggunakan gaya penyampaian yang formal atau akademik. Sementara buku-buku informal menggunakan gaya penyampaian santai atau kasual. Untuk alasan apapun penerjemah pantang melanggar pakem tersebut.
Pada praktiknya, tiap penerjemah umumnya punya bidang kekhususan masing-masing. Misal ada yang wilayah kerjanya memang khusus untuk buku-buku formal. Ketika berhadapan dengan buku-buku informal dia kesulitan menyesuaikan gaya bahasanya. Begitu pun sebaliknya.
Memang itu hal yang wajar terjadi. Namun jika Anda ingin menjadi penerjemah segala macam buku Mandarin, maka Anda harus berusaha mempelajari gaya-gaya bahasa.
Itulah 4 upaya yang mesti penerjemah lakukan dalam bidang pekerjaannya. Larson menetapkan 3 kriteria untuk mengukur bagus atau tidaknya hasil terjemahan.
- Hasil terjemahan tersebut akurat. Kata-kata yang diterjemahkan benar.
- Kalimat penyampaiannya jelas. Tidak menimbulkan multitafsir di kalangan pembaca.
- Hasil terjemahan terasa alami ketika dibaca. Seolah-olah buku tersebut tidak pernah diterjemahkan sama sekali.
- Menyasar pada kalangan pembaca yang tepat. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, hendaknya penerjemah berupaya menyesuaikan gaya bahasa dengan tema buku serta segmen pembacanya.
Demikian informasi seputar bidang pekerjaan jasa penerjemah buku Mandarin. Ingat, sekadar mampu berbahasa Mandarin saja belumlah cukup membuat Anda pantas mendapat bayaran tinggi. Jam terbang, profesionalitas dan sikap adaptif turut mempengaruhi kesuksesan Anda di bidang ini. Semoga beruntung.