Bahasa Mandarin termasuk satu dari enam bahasa internasional yang mendapat pengakuan resmi dari PBB. Dengan kata lain seorang delegasi dapat menggunakan Bahasa Mandarin dalam pertemuan atau rapat kerja multinegara PBB. Begitu pun untuk setiap dokumen-dokumen yang PBB terbitkan pasti akan ada yang menggunakan Bahasa Mandarin.

Hebatnya lagi, saat ini kedudukan Bahasa Mandarin secara global nyaris menyamai Bahasa Inggris. Tercatat, ada 1,12 milyar orang menggunakan Bahasa Mandarin dalam interaksi sosial. Sedangkan pengguna Bahasa Inggris berjumlah 1,35 milyar.

Di Indonesia sendiri, sebagian sekolah telah memasukkan pelajaran Bahasa Mandarin dalam muatan lokal. Di luar itu, tempat-tempat kursus Bahasa Mandarin di Indonesia mulai banyak bermunculan meski belum mendominasi sebagaimana tempat kursus Bahasa Inggris.

Mengikuti kursus Bahasa Mandarin memang cara paling tepat untuk mengasah kefasihan berbahasa. Terlebih jika Anda memulainya sejak dini dan belajar dengan penutur aslinya langsung. Seperti di Liuliwaiyu, misalnya.

Semua yang belajar di sini akan dibimbing oleh native speaker profesional. Sehingga penggunaan Bahasa Mandarin dalam interaksi lebih intens, bahkan di luar jam belajar. Kami sengaja mengoptimasi penggunaan Bahasa Mandarin pada jam belajar maupun tidak semata-mata untuk membiasakan lidah melafalkan kosakata serta aksen berbicara.

Mengingat Bahasa Mandarin merupakan salah satu bahasa yang paling rumit, maka kapan sebaiknya orang mulai mempelajarinya?

Usia Ideal Kursus Bahasa Mandarin Menurut Para Ahli

Merujuk pada penelitian di Boston College, usia ideal mempelajari bahasa asing adalah sebelum 10 tahun. Elizabeth Allen selaku praktisi bahasa asing turut memperkuat pendapat tersebut.

Menurut Allen, jika seseorang ingin menguasai suatu bahasa asing sampai fasih maka ia harus mulai mempelajarinya dalam rentang usia 3 sampai 11 tahun. Pada usia tersebut otak anak tak ubahnya spons yang memiliki daya serap tinggi. Sehingga segala sesuatu yang mereka dengar akan mudah terserap dalam memori.

Di Indonesia sendiri, umumnya para orangtua baru akan mendaftarkan anak-anaknya kursus Bahasa Mandarin saat menginjak usia 5 tahun. Meski kita merasa itu terlalu dini, namun faktanya di negara-negara maju anak-anak sudah “dipaksa” belajar bahasa asing lebih awal.

Mengapa harus sedini itu?

Bahasa Mandarin memiliki 40 ribu sampai dengan 60 ribu karakter. Butuh waktu lama untuk bisa mengingat semuanya. Jika tidak dimulai sejak dini, akan lebih sulit mempelajarinya saat dewasa.

Metode-metode Belajar di Kursus Bahasa Mandarin

Dalam pelaksanaannya, setiap tiap tempat kursus Bahasa Mandarin menerapkan 4 metode pembelajaran:

  • Metode membaca.
  • Metode mendengarkan.
  • Metode menulis.
  • Metode berbicara.

Bagaimana cara masing-masing metode tersebut bekerja pada peserta kursus dari level pemula hingga mahir? Mari simak detailnya di bawah ini.

Metode Membaca

Pada tingkatan awal, peserta kursus bakal banyak menghadapi tugas-tugas membaca dalam teks Mandarin. Mungkin Anda berpikir, buat apa ada tugas membaca sementara tidak tahu apa arti dari bacaan tersebut?

Pertanyaan itu memang wajar terlontar oleh para orangtua maupun peserta kursus. Perlu diketahui bahwa pada tahap dasar ini tujuan utama kami memang bukan untuk membuat peserta kursus paham apa arti yang sedang dibaca, melainkan melatih mengeja bunyi dalam karakter Mandarin/Tionghoa. Mengeja bunyi bukan cuma efektif melatih lidah berucap, tapi juga menajamkan pendengaran.

Tahap-tahap awal belajar Bahas Mandarin memang terasa menjemukan bagi sebagian peserta kursus. Yang tak tahan pasti memilih mundur. Untungnya, kami selalu punya teknik mengasyikan dalam tiap metode pembelajaran. Sehingga peserta betah menjalaninya sampai berhasil.

Metode Mendengarkan

Dalam Bahasa Mandarin, pengucapan dan nada merupakan dua hal penting. Ada beberapa karakter yang pengucapannya bisa saja saja, tapi artinya berbeda. Ada juga karakter yang pengucapannya sama, namun nada pengucapannya berbeda.

Pada metode ini tutor mencontohkan bagaimana pelafalan dan nada dari karakter-karakter yang umum orang cina gunakan dalam keseharian. Peserta harus menyimak/mendengarkan sungguh-sungguh terlebih dahulu, baru kemudian mengulang pengucapan yang tutor contohkan.

Metode Menulis

Metode menulis merupakan tahap lanjutan untuk peserta kursus Bahasa Mandarin kami yang sudah lancar membaca dan mendengarkan. Aksara Mandarin memiliki bentuk-bentuk yang unik. Teknik penulisannya tidak sesederhana aksara latin.

Bila mengacu pada format Mandarin kuno/tradisional, Bahasa Mandarin ditulis dari kanan ke kiri dalam susunan berbanjar membentuk kolom-kolom. Namun perkembangan zaman tampaknya membawa perubahan besar pada format penulisan yang berlaku pada masyarakat Mandarin modern. Kini formatnya tidak lagi berbanjar, melainkan lurus ke samping (horizontal) sebagaimana teknik penulisan dalam Bahasa Inggris atau Indonesia.

Bahasa Mandarin tidak mengenal huruf. Untuk membentuk satu kata, orang Cina menggunakan karakter. Misal, untuk menyebut “Makan”, mereka menggunakan karakter “Chi fan”. Beberapa jenis tanda baca juga lebih spesial daripada yang biasa kita gunakan sehari-hari. Contoh, tanda koma terbalik, tanda lingkaran kosong kecil, bahkan simbol hewan-hewan tertentu.

Rumitnya aksara China mengharuskan peserta kursus berlatih menuliskannya sesering mungkin. Sembari membiasakan diri menulis dalam aksara Cina, kami juga membimbing tiap peserta untuk jeli mengidentifikasi tiap-tiap karakter. Terkadang ada beberapa karakter yang tampak mirip satu sama lain, namun jika jeli pasti peserta menemukan tanda khusus sebagai pembedanya.

Metode Berbicara

Level tertinggi dalam proses belajar Bahasa Mandarin ialah berbicara dengan native speaker atau penutur bahasa aslinya. Kagok adalah “penyakit” yang pasti semua peserta akan alami. Ini hal yang amat sangat wajar. Sebab, bagaimanapun Bahasa Mandarin bukanlah “bahasa ibu” kita. Namun untuk mencapai kemahiran, peserta kursus tetap harus memberanikan dan membiasakan diri berbicara dalam Bahasa Mandarin.

Mengapa harus dengan Native Speaker?

kursus bahasa mandarin dengan native speaker dari China dan melalui aplikasi

Tempat kursus kami menyediakan tutor lokal dan native speaker. Meski sudah mengantongi sertifikat kemahiran berbahasa Mandarin, namun native speaker tentu memiliki aksen dan artikulasi original yang lebih sempurna.

Berinteraksi dengan native speaker dapat menciptakan gambaran seperti itulah nantinya peserta harus berbicara di negeri aslinya. Semakin aktif berinteraksi dengan native speaker, akan semakin fasih pula peserta berbicara dalam Bahasa Mandarin.

Kesimpulan

Dari ulasan di atas, sedikit-banyak dapat kita simpulkan bahwa mempelajari Bahasa Mandarin tidaklah mudah dan cepat. Untuk itu mengikuti kursus Bahasa Mandarin hendaknya tak menunggu dewasa dulu. Memulainya dari usia dini adalah keputusan paling tepat. Selamat belajar.